Saturday, February 2, 2013

Di Tarakan Timur Ada Aliran Sesat?

TARAKAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tarakan menyampaikan, awal tahun ini pihaknya mendapat laporan adanya dugaan kelompok yang menganut aliran sesat di Kecamatan Tarakan Timur. Namun, laporan tersebut dinilai masih dugaan lantaran hingga saat ini pihak MUI belum menemukan bukti pendukung yang menyebutkan ajaran tersebut sesat. 

Hal ini disampaikan Ketua MUI Kota Tarakan, KH Zainuddin Dalila kepada media ini, kemarin. “Iya, kami sekali menerima laporan kalau ada ajaran sesat yang informasinya di daerah Tarakan Timur,” ujarnya kepada Kaltara Pos. 

Dalam laporan tersebut, ungkap Zainuddin Dalila, ajaran itu menganjurkan untuk tidak melakukan salat wajib 5 waktu, namun digantikan dengan salat malam atau yang akrab disebut salat tahajud. “Jadi saya bilang kepada pelapor tersebut, kalau menuduh orang lain atau kelompok tanpa ada bukti yang kuat itu tidak boleh. Kemudian, apakah ada orang yang mau menjadi saksi bahwa telah melihat ajaran tersebut atau buku dari ajaran itu, kalau tidak punya bukti bagaimana mau menuduh orang lain,” kata Zainuddin. 

Pihaknya pun mendesak kepada orang yang melaporkan tersebut untuk segera membantu mencarikan bukti dari adanya dugaan ajaran sesat yang dilaporkan kepadanya. “Kita tidak bisa menuduh tanpa ada bukti, bahkan sampai ada yang bilang apa juga kerjanya MUI ini,” ujarnya. 

Laporan seperti itu, lanjut Zainuddin, sudah sering diterima pihak MUI secara lisan. Namun sayang, kurang didukung bukti yang kuat. “Jadi yang saya inginkan, kepada orang yang akan melaporkan aliran sesar, jangan hanya melaporkan tapi juga disertai dengan bukti. Paling tidak berupa buku atau apa saja yang mengajarkan aliran tersebut, kalau ada buktinya itu bisa dipertanggungjawabkan,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Tarakan ini. 

Sementara itu, pihaknya mencatat pada 2011 lalu sempat meributkan adanya tempat makam rahasia, ajaran nata agung dan isa bugis. “Saya kira itu sudah difatwakan sesat dan itu ada bukti yang jelas berupa buku ajarannya,” ungkapnya. 

Kalau ada laporan semacam itu, pihaknya lantas bereaksi untuk menindaklanjuti dengan menyelidiki adanya dugaan penyimpangan berdasarkan laporan yang diterimanya. “Tapi kita juga mengajak berdialog dengan orang yang melaporkan dan yang dilaporkan jadi kita akan cari bukti dulu. Kalau ternyata nanti di lapangan tidak menyesatkan, bisa-bisa kita yang berkelahi dengan orang yang disangka sesat tersebut,” pungkasnya.

Sumber    : AGUS SUGIYANTO
Terbit       : 28 Januari 2013
Informasi : pesanredaksi@gmail.com

0 komentar: