TARAKAN - Harga daging ayam potong terus melambung sejak akhir 2012 lalu hingga saat ini. Jika normalnya hanya Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram, saat ini mencapai Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram. Hal ini membuat Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan (Disnaktan) Kota Tarakan berupaya menstabilkan harga dengan memasok daging ayam beku dari luar daerah, seperti Surabaya sebanyak 30 ton.
Kepala Bidang Bina Usaha dan Penyuluhan Disnaktan Kota Tarakan, Sugeng mengungkapkan, 30 ton daging ayam beku tersebut dipasok melalui 2 pengusaha di Tarakan, yakni PT Cipta Anugrah Sarana Catering dan UD Sinar Terang Bersaudara (STB) yang masing-masing memasok 15 ton daging ayam.
“Kita lihat dulu, karena situasinya ayam lagi kosong makanya ada musyawarah beberapa waktu lalu dan telah disepakati bersama untuk sementara kita mendatangkan (daging ayam beku, red.) dari luar Tarakan,” jelasnya saat dijumpai Kaltara Pos di kantornya.
Didatangkannya daging ayam beku dari luar daerah, menurut Sugeng tidak akan mengganggu iklim perekonomian dari pihak peternak lokal, meskipun saat ini kondisi peternak lokal sedang mengalami masa ‘kering’. “Dari datanya, angka kematian ayam di peternak Tarakan ini mencapai 40 hingga 70 persen, karena sedang langka sehingga berdampak kepada harga ayam di pasar Tarakan,” terangnya.
“Kalau harga (daging ayam, red.) di pasar murah pasti akan berpengaruh, tapi karena masih seperti ini (langka, red.) kondisinya maka tidak akan mengganggu,” imbuhnya.
Kedepannya, pihaknya terlebih dahulu akan melakukan evaluasi sampai kapan Pemerintah Kota Tarakan akan menghentikan pemasokan daging ayam ini dari luar Tarakan. “Nanti kita lihat perkembangannya, kira-kira Februari akhir sudah normal atau belum, kalau sudah normal maka kita akan stop, kalau belum normal maka kita masih akan melanjutkan pemasokan daging ayam beku tersebut,” kata Sugeng.
Dengan demikian, pasokan daging ayam beku ini kemungkinan tidak hanya dilakukan sekali. Artinya, apabila 30 ton daging ayam tersebut telah habis maka pemerintah akan kembali memasok daging ayam beku dari Surabaya hingga pasokan daging ayam lokal kembali normal. “Sebenarnya sih dari dinas (Disnaktan, red.) dengan mendatangkan ayam ini seharusnya harga di pasar bisa turun, tapi saya cek belum lama ini masih berkisaran Rp 45 ribu per kilogram untuk daging ayam segar,” aku Sugeng.
Diharapkan, pasokan daging ayam beku dari luar ini bisa membantu memenuhi kebutuhan daging ayam di Tarakan. Kebutuhan masyarakat akan daging ayam ini, menurut Sugeng dalam sehari mencapai 9 ribu ekor ayam atau sekitar 13,5 ton daging ayam. Maka jika dikalkulasikan mencapai 105 ribu ton per bulan. “Jadi wajar saja kami kalau datangkan 30 ton karena masyarakat Tarakan memang penggemar ayam potong meskipun produksi ikan melimpah,” sebutnya.
Sementara itu, daging ayam ini didatangkan dari perusahaan penghasil daging ayam potong dari Surabaya. “Selain STB dan Cipta Anugerah, ada Sinaga dan Ayam Emas yang mendatangkan ayam beku dari Surabaya,” jelasnya. Sedangkan harga yang dipatok oleh supplier dari Surabaya mencapai Rp 25 ribu per kilogram.
Kelangkaan daging ayam di Tarakan diprediksi baru akan normal pada akhir Maret mendatang, melihat kalender ternak yang mencapai 40 hari yang kemudian dilanjutkan dengan masa panen. “Peternak kita ada 180 dan dalam sekali panen ada 2 ribu hingga 5 ribu dalam satu kandang,” imbuhnya.
0 komentar:
Post a Comment