TARAKAN – Produksi udang ekspor saat ini sedang mengalami penurunan yang mencapai ratusan ton lebih. Namun 90 persen dari produksi udang tersebut masih didominasi dari bibit luar Tarakan dan 70 persen diantaranya dikirimkan ke negera sakura, Jepang.
Kepala Bidang Perikanan dan Kelautan DKP Kota Tarakan, Husna Ersan Dirgantara A.Pi menyampaikan, produksi udang beku 3 tahun belakangan sedang mengalami semacam stagnanisasi. “Imbas dari produktifitas kita yang sedang menurun karena tambak ini memang ada masa jayanya,” katanya. Dijelaskan Ersan, sebagian tambak yang berada di Tarakan ini sudah sejak puluhan tahun di eksploitasi tanpa adanya peremajaan kembali. “Jadi unsur hara untuk udang ini semakin berkurang sebagai makanannya,” terangnya.
Tapi dengan adanya tambak baru yang dibuat oleh pengusaha tambak, sehingga menyebabkan stabilnya hasil produksi udang dan penurunan yang tidak terlalu jauh dengan tahun sebelumnya. “Tapi memang dalam masalah harga, sedang terjadi fluktuasi yang sangat signifikan dan kami tidak bisa banyak berbuat karena ini juga merupakan dampak pasar global,” aku Ersan. Tahun 2011, produksi udang jenis windu dan udang putih mencapai 9.845 ton dan 70 persen diantaranya dijual ke Jepang. “Sisanya tersebar ke Amerika, beberapa negara di Uni Eropa, Hongkong, Cina dan Korea,” jelasnya.
Dengan jumlah produksi sebesar itu, diketahui sekitar USD 120 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun yang terjual selama setahun itu. Untuk meningkatkan produksi, pihaknya akan tetap menggunakan bibit yang lebih berkualitas baik dan teknik budidaya yang baik. “Mulai dari penglohan tanah, manajemen air, pengontrolan Ph air dan sebagainya. Selama ini kita hanya memakai cara yang tradisional, setelah tebar benih langsung ditinggal oleh pemiliknya tanpa ada perlakuan apapun,” ucapnya.
Presentase bibit yang digunakan yakni sekitar 90 persen dari luar tarakan seperti Surabaya, Situbondo dan Lampung, sedangkan 10 persennya dari lokal Tarakan. “Kami memilih luar Tarakan, karena untuk pembibitan kita harus berdasarkan dari kualitas air dan memang dari hasil beberapa ciri air yang ada di Tarakan, tingkat kehidupannya rendah untuk bibit lokal jadi kami lebih memilih bibit luar daerah,” beber Ersan. Tahun 2013, DKP tetap berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor karena untuk tahun 2013 ini telah menambah satu unit cold storage untuk udang milik PT Triwita Makmur yang berada di Kelurahan Lingkas Ujung dengan kapasitas per hari mulai dari 6 hingga 7 ton. “Sebelumnnya ada 7 cold storage, 8 dengan yang baru ini. Sementara, untuk per november kita mencatat sekitar 8.075 ton udang yang telah di ekspor dengan nilai jual sekitar USD 94.5 juta, desember kita belum rekap,” pungkasnya.
Sumber : AGUS SUGIYANTO
Terbit : 9 Januari 2013
Informasi : pesanredaksi@gmail.com
0 komentar:
Post a Comment